Sahabat Kamus Mufradat yang semoga selalu dalam lindungan Allah -ta'ala-. Pidato dalam bahasa Arab merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam sastranya. Banyak literatur yang meriwayatkan beberapa contoh orasi yang tercatat dalam sejarah bangsa Arab.
Sebagaimana suatu suku merasa terangkat jika muncul dari kalangan mereka seorang penyair, begitu pula jika ada orang yang ahli dalam berorasi. Karena pidato bukan hanya sekedar berbicara di depan umum, namun membutuhkan kecakapan dan keahlian.
Keahlian dalam menyampaikan suatu hal dengan pengolahan kata yang bagus disertai penyampaian yang sederhana dan lugas, namun memiliki makna yang kuat dan mengena. Kemampuan itulah yang disebut balaghah ( البَلاَغَةُ ). Pidato di zaman jahiliyah sering digunakan untuk memberi nasehat atau berisi ajakan untuk keluar berperang.
Di antara orator ( خَطِيْبٌ جـ خُطَبَاءُ ) ulung mereka adalah Quss bin Saidah Al-Iyadi. Ialah yang pertama kali mempelopori berkhutbah sambil memegang tongkat. Orasi terkenalnya adalah ajakannya untuk kembali ke ajaran (millah) Ibrahim -'alaihis salaam- yang disampaikan di pasar Ukaz.
Baca juga: Quss bin Saidah, dan Orasi Terkenalnya di Pasar Ukaz.
Dan di sana ada juga Hani bin Mas'ud Asy-Syaibani. Orasinya telah berhasil membakar semangat bangsa Arab sehingga mereka berhasil mengalahkan imperium Persia dalam sebuah pertempuran yang disebut Dzi Qaar. Dan itu adalah kemenangan pertama bangsa Arab terhadap Persia.
Dan masih banyak khutaba (orator) handal lainnya. Di sini saya tidak sedang akan membahas perjalanan sejarah sastra Arab. Ini hanyalah prolog postingan ini, supaya Anda memiliki gambaran mengapa saya menyajikan kategori khutbah atau pidato di blog ini.
Insyaallah nanti suatu saat, dan semoga Allah memberikan kemudahan kepada saya supaya bisa memposting isi orasi Qis bin Saidah atau Hani bin Mas'ud di blog ini. Adapun pada kesempatan ini, saya akan berbagi kepada Anda contoh pidato bahasa Arab tentang menuntut ilmu.
Pidato yang akan Anda baca di bawah ini adalah murni hasil karya tulisan saya. Jadi, jika Anda suatu saat menemukan postingan yang mirip dengannya, maka jangan ragu mengatakan itu adalah plagiat dari tulisan ini. Hehe...
Terus terang saja, banyak blogger abal-abal di sana yang memposting ulang beberapa tulisan saya tanpa menyertakan sumbernya. Alhamdulillah 'ala kulli haal. Langsung saja, selamat membacanya.
Sebagaimana suatu suku merasa terangkat jika muncul dari kalangan mereka seorang penyair, begitu pula jika ada orang yang ahli dalam berorasi. Karena pidato bukan hanya sekedar berbicara di depan umum, namun membutuhkan kecakapan dan keahlian.
Keahlian dalam menyampaikan suatu hal dengan pengolahan kata yang bagus disertai penyampaian yang sederhana dan lugas, namun memiliki makna yang kuat dan mengena. Kemampuan itulah yang disebut balaghah ( البَلاَغَةُ ). Pidato di zaman jahiliyah sering digunakan untuk memberi nasehat atau berisi ajakan untuk keluar berperang.
via Pixabay |
Baca juga: Quss bin Saidah, dan Orasi Terkenalnya di Pasar Ukaz.
Dan di sana ada juga Hani bin Mas'ud Asy-Syaibani. Orasinya telah berhasil membakar semangat bangsa Arab sehingga mereka berhasil mengalahkan imperium Persia dalam sebuah pertempuran yang disebut Dzi Qaar. Dan itu adalah kemenangan pertama bangsa Arab terhadap Persia.
Dan masih banyak khutaba (orator) handal lainnya. Di sini saya tidak sedang akan membahas perjalanan sejarah sastra Arab. Ini hanyalah prolog postingan ini, supaya Anda memiliki gambaran mengapa saya menyajikan kategori khutbah atau pidato di blog ini.
Insyaallah nanti suatu saat, dan semoga Allah memberikan kemudahan kepada saya supaya bisa memposting isi orasi Qis bin Saidah atau Hani bin Mas'ud di blog ini. Adapun pada kesempatan ini, saya akan berbagi kepada Anda contoh pidato bahasa Arab tentang menuntut ilmu.
Pidato yang akan Anda baca di bawah ini adalah murni hasil karya tulisan saya. Jadi, jika Anda suatu saat menemukan postingan yang mirip dengannya, maka jangan ragu mengatakan itu adalah plagiat dari tulisan ini. Hehe...
Terus terang saja, banyak blogger abal-abal di sana yang memposting ulang beberapa tulisan saya tanpa menyertakan sumbernya. Alhamdulillah 'ala kulli haal. Langsung saja, selamat membacanya.
الـحَمْدُ للهِ ، الـحَمْدُ للهِ الَّذِي رَفَعَ قَدْرَ العِلْمِ وَالعُلَمَاءِ ، أَحْـمَدُهُ - سُبْحَانَهُ - وَأَشْكُرُهُ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ القَائِلُ : {إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ }[فَاطِر: 28] ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ القَائِلُ : «وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الـجَنَّةِ» ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَوْفِيَاءِ Segala puji bagi Allah, segala puji bagi Allah yang telah memuliakan ilmu dan ulama, aku memuji-Nya, serta menyukuri-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit, aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya yang berfirman: "Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama", dan aku bersaksi bahwa tuan dan nabi kami Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya yang bersabda:" Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga", semoga Allah mencurahkan shalawat kepadanya, keluarga, dan sahabatnya yang setia. : أَمَّا بَعْدُ Amma ba'du : أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ ... أُحَيِّيْكُمْ بِتَحِيَّةِ الإِسْلَامِ ، تَـحِيَّةِ أَهْلِ السُنَّةِ وَالـجَمَاعَةِ ؛ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْـمَةُ اللهِ تَعَالَى وَبَرَكَاتُهُ Hadirin yang mulia... Aku ingin memberi ucapan penghormatan Islam kepada kalian, penghormatan ahlussunnah wa jama'ah, assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. . العِلْمُ نُوْرٌ يُضِيْءُ الطَّرِيْقَ ، وَيَهْدِي السَّالِكِيْنَ ، وَهُوَ رَكِيْزَةُ رُقِيِّ الأُمَمِ وَتَقَدُّمِهَا Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan, dan menunjuki orang yang meniti jalan, dan ia adalah tonggak kemajuan umat. وَلَا يَـخْفَى عَلَى الكَثِيْرِ مِنَّا مَا لِلْعِلْمِ مِنْ أَهَـمِّيَةٍ وَفَضِيْلَةٍ . فَإِنَّ نُصُوْصَ الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فِي فَضْلِ العِلْمِ وَالثَّنَاءِ عَلَى أَهْلِهِ وَالـحَثِّ عَلَى طَلَبِهِ كَثِيْرَةٌ مُتُوَافِرَةٌ Sudah diketahui kebanyakan dari kita akan pentingnya ilmu dan keutamaannya. Sesungguhnya nash-nash dari Al-Quran dan As-Sunnah yang berbicara tentang keutamaan ilmu, pujian terhadap ahli ilmu dan anjuran untuk menuntutnya sangatlah banyak. وَأَعْنِي بِالعِلْمِ هُنَا ، هُوَ العِلْمُ الشَّرْعِي الـمُسْتَفَادُ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةُ رَسُوْلِهِ وَمَا قَالَهُ خُيْرُ القُرُوْنِ وُهُمُ الصَّحَابَةُ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْـمَعِيْنَ Dan ilmu yang saya maksud di sini adalah ilmu syar'i, yang bersumber dari kitab Allah, sunnah Rasul-Nya, dan apa yang dikatakan oleh generasi terbaik, yaitu sahabat - semoga Allah meridhai mereka semua-. : كَمَا قَالَ ابْنُ القَيِّمِ رَحِـمَهُ اللهُ تَعَالَى فِي نُوْنِيَّتِهِ العِلْمُ مَا قَالَ اللهُ وَقَالَ رَسُوْلُهُ *** قَالَ الصَّحَابَةُ هُمْ أُوْلُو العِرْفَانِ Sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim -semoga Allah merahmatinya- di dalam Nuniyyahnya: Ilmu adalah apa yang Allah dan Rasul-Nya katakan... (dan apa) yang sahabat katakan, merekalah ahli ilmu... وَالعِلْمُ رِفْعَةٌ لِصَاحِبِهِ وَدَرَجَاتٌ لَهُ فِي الدُّيْنَا وَالآخِرَةِ . قَالَ عَزَّ وَجَلَّ : ((يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا العِلْمَ دَرَجَاتٍ)) [الـمُجَادِلَةُ : 11] إِنَّـهَا لَدَرَجَاتٌ عَظِيْمَةٌ ، لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلَّا رَبُّ الـجَلَالِ وَالعِزَّةِ Ilmu adalah kemuliaan bagi pemiliknya dan derajat yang tinggi di dunia dan akhirat. Allah -azza wa jalla- berfirman: "Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang diberi ilmu beberapa derajat". وَلِأَنَّ اللهَ قَدْ رَفَعَ قَدْرَهُمْ وَأَعْلَى شَأْنَـهُمْ ، لِذَا فَلَا يُـمْكِنُ أَبَدًا أَنْ يَسْتَوِيَ العَالِـمُ وَالـجَاهِلُ .كَمَا قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ : ((قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ)) [الزُّمَر : 9] Dan karena Allah telah memuliakan dan meninggikan derajat mereka, maka tidak mungkin sama sekali orang yang berilmu itu sebanding dengan orang jahil. Sebagaiman yang Allah -jalla fii 'ulaahu- firmankan: "Katakanlah (wahai Muhammad), apakah sama antara orang yang mengetahui sama dengan orang yang tidak mengetahui". فَقَدْ قَرَنَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَهْلَ العِلْمِ مَعَهَ فِي أَعْظَمِ مَشْهُوْدٌ لَهُ وَهُوَ كَلِمَةُ التَّوْحِيْدِ ، قَالَ تَعَالَى : ((شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالـمَلَائِكَةُ وَأُوْلُو العِلْمِ قَائِمًا بِالقِسْطِ)) [آل عِمْرَان : 18]. هَذِهِ مَنْزَلَةُ العُلَمَاءُ وَمَكانَتُهُمْ عِنْدَ اللهِ ، اِسْتَحَقُّوْهَا لِأَنَّـهُمْ قَدْ أَخَذُوا مِيْرَاثَ النُّبُوَّةِ بَـحَظٍّ وَافِرٍ Allah -subhanahu wa ta'ala- telah menyandingkan ahli ilmu bersama-Nya dalam persaksian yang paling agung, yaitu kalimat tauhid, Dia -ta'ala- berfirman: "Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu". [QS. Ali Imran : 18] ... أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ Hadirin yang mulia... إِذَا كَانَ العِلْمُ وَالعُلَمَاءُ بِـهَذَا الفَضْلِ وَالشَّرَفِ ، فَحَرِيٌّ بِالعَبْدِ السَّعْيُ وَالـحِرْصُ عَلَى طَلَبِهِ وَتَـحْصِيْلِهِ ، لِيَحْظَى بِـهَذِهِ الـخَيْرِيَّةِ وَلِيَكُوْنَ مِنْ زُمْرَةِ هَؤُلَاءِ الَّذِيْنَ تَسْتَغْفِرُ لَـهُمْ الـمَلَائِكَةُ وَالـحِيْتَانُ فِي البَحْرِ وَحَتَّى النَّمْلَةُ فِي جُحْرِهَا Jika ilmu dan ulama sedemikian utama dan mulia, seharusnya seorang hamba berusaha dan berjuang gigih untuk menimba dan mendapatkannya, supaya ia dapat meraih kebaikan ini dan termasuk dari golongan yang dimintakan ampunan oleh malaikat, ikan di laut, dan bahkan semut di sarangnya. إِنَّ الإِنْسَانَ خَلَقَهُ اللهُ لِأَمْرٍ عَظِيْمٍ وَغَايَةِ سَامِيَةٍ وَهُوَ تَـحْقِيْقُ العُبُوْدِيَّةِ وَإِفْرَادُ العِبَادَةِ لَهُ . وَهَذَا الـهَدَفُ لَا يُـمْكِنُ أَنْ يَتَحَقَّقَ إِلَّا عَنْ طَرِيْقِ طَلَبِ العِلْمِ الشَّرْعِيُّ . إِذْ أَنَّ العِبَادَةَ أَمْرٌ تَوْقِيْفِيٌّ ، لَا تَأْتِي عَنْ هَوَى وِإِنَّـمَا وَحْيٌ مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى Sesungguhnya manusia Allah ciptakan untuk perkara yang agung dan tujuan yang mulia, yaitu mewujudkan penghambaan dan memurnikan ibadah kepada-Nya. Dan tujuan ini tidak mungkin terwujud kecuali dengan jalan menuntut ilmu syar'i. Karena ibadah adalah sebuah ketetapan, tidak berdasarkan hawa nafsu, akan tetapi wahyu dari Allah -subhanahu wa ta'ala-. وَلِـهَذَا كَانَ طَلَبُ العِلْمِ الشَّرْعِي أَمْرًا ضَرُوْرِيًّا ، بَلْ كَانَ وَاجِبًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ، لِيُحَقِّقَ الغَايَةَ الَّتِي مِنْ أَجْلِهَا خُلِقَ . قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ» [رَوَاهُ ابْنُ مَاجَة] Oleh karenanya menuntut ilmu sya'ri adalah sebuah keharusan, bahkan wajib atas seorang muslim, supaya ia bisa mewujudkan tujuan penciptaannya. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim". [HR. Ibnu Majah] وَمِـمَّا يُشَجِّعُ النَّفْسَ عَلَى طَلَبِ العِلْمِ أَنَّ الفِقْهَ فِي الدِّيْنِ نِعْمَةٌ عَظِيْمَةٌ مِنْ اللهِ وَفَضْلٌ ، وَهُوَ مِنْ عَلَامَةِ إِرَادَةِ اللهِ سُبْحَانَهُ تَعَالَى بِعَبْدِهِ خَيْرًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ Di antara hal yang memotivasi jiwa untuk menuntut ilmu adalah bahwa pemahaman terhadap agama merupakan nikmat yang agung dari Allah dan kemurahan-Nya, dan itu adalah tanda bahwa Allah menginginkan kebaikan terhadap hamba-Nya di dunia dan akhirat. يَقُوْلُ الـمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ» ]رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ] Utusan terpilih (yaitu Muhammad) -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, Dia akan menjadikannya faham terhadap agama." [HR. Bukhari dan Muslim] نَفْهَمُ مِنْهَ أَنَّ اللهَ إِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ خَيْرًا ، فَإِنَّهُ سَيُوَفِّقُهُ لِلْعِلْمِ وَالفِقْهِ فِي الدِّيْنِ ، وَبِذَلِكَ سَيَنَالُ السَّعَادَةَ وَالفَوْزَ وَالفَلَاحِ Kita memahami bahwa jika Allah mengehendaki kebaikan untuk hamba-Nya, Dia akan memberinya taufiq untuk memiliki ilmu dan pemahaman terhadap agama, dan dengannya ia akan mendapatkan kebahagiaan, kemenangan, dan keberuntungan. فَيَنْبَغِي لِلْعَبْدِ السَّعْيُ وَالـجِهَادُ فِي أَنْ يَـجْعَلَ نَفْسَهُ فِي مَسْلَكٍ يَلْتَمِسُ فِيْهَ العِلْمَ الشَّرْعِيَّ وَهُوَ الـهُدَى الَّذِي بُعِثَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka seyogyanya seorang hamba berusaha dan bersunguh-sungguh untuk menempatkan dirinya pada sebuah jalan yang di sana ia mencari ilmu syar'i, yang mana itu adalah petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-. وَمَنْ كَانَ هَذَا سَعْيُهُ فَهُوَ فِي خَيْرٍ عَظِيْمٍ وَلْيَحْمَدِ اللهَ عَلَى ذَلِكَ ، وَهَذَا الطَّرِيْقُ الَّذِي يَسْلُكُهُ فَإِنَّهُ سَيُوْصِلُهُ إِلَى الـمُسْتَقَرِّ الأَبَدِيِّ وَهُوَ الـجَنَّةِ Dan siapa saja yang usahanya seperti ini, maka ia berada dalam kebaikan yang agung, dan hendaklah ia mensyukurinya, dan jalan yang ia tempuh inilah yang akan menghantarkannya ke tempat tinggal abadi, yaitu surga. وَقَدْ ضَمِنَ الرَّسُوْلُ - صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ – عَلَى مَنْ يَسْلُكُ مِثْلَ هَذَا الطَّرِيْق أَنَّهُ سَيُيَسَّرُ لَهُ الوُصُوْلُ وَالدُّخُوْلُ فِيْهَا . قَالَ الـمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الـجَنَّةَ» Dan Rasul -shalaawatullahi wa salaamuhu 'alaihi- telah menjamin siapa saja yang menempuh jalan seperti ini, ia akan dimudahkan untuk sampai dan memasukinya. Al-Musthafa -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Siapa saja yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga". ... أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ Hadirin yang mulia... هَذَا مَا يُـمْكِنُ تَقْدِيْـمُهُ لَكُمْ فِي هَذِهِ العُجَالَةِ ، وَلَكُمْ مِنَّا جَزِيْلُ الشُّكْرِ عَلَى بَالِغِ اهْتِمَامِكُمْ وَحُسْنِ إِصْغَائِكُمْ . وَأُقَدِّمُ لَكُمُ اعْتِذَارِي عَلَى عَدَمَ اسْتِيْفَاءِ الـمَطْلُوْبِ لِأَنِّي صَغِيْرٌ قَلِيْلُ البِضَاعَةِ تُعْرَضُ عَلَيْكُمْ Ini yang bisa disampaikan kepada hadirin pada waktu yang singkat ini, dari kami untuk hadirin terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatiannya. Dan saya meminta maaf atas penyampaian yang tidak sesuai harapan, karena saya pemula yang sedikit 'barang dagangan' yang bisa ditawarkan kepada hadirin. فَمَا كَانَ مِنْ صَوَابٍ فَمِنَ اللهِ وَخُذُوْهُ وَاسْتَمْسِكُوْا بِهِ . وَمَا كَانَ مِنْ خَطَأٍ وَمُـخَالَفَةٍ لِلْحَقِّ فَاطْرَحُوْهُ عَرْضَ الـحَائِطِ . هَذَا وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ِApa yang baik datangnya dari Allah, ambillah dan peganglah kuat-kuat. Dan apa yang salah dan menyelisihi kebenaran, buanglah jauh-jauh. Demikian, semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Dan akhir perkataan kami adalah alhamdulillahi rabbil'aalamiin. . وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْـمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. |
---|
Demikian contoh pidato singkat bahasa Arab (666 kata) tentang menuntut ilmu dalam bahasa Arab dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Insyaallah kedepannya saya akan menyajikan tema yang lainnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Jika ada kesalahan penulisan, mohon saya diingatkan. Sebelumnya saya mohon maaf karena tidak bisa menulis huruf latinnya, terima kasih atas kunjungannya, wa jazaakumullahu khairan.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Jika ada kesalahan penulisan, mohon saya diingatkan. Sebelumnya saya mohon maaf karena tidak bisa menulis huruf latinnya, terima kasih atas kunjungannya, wa jazaakumullahu khairan.
0 komentar
Post a Comment